4
Love is a mystery that never knew
to whom he will present
Sore itu, sepulang sekolah, Merisa mencoba menghubungi
penghuni baru rumah lamanya. Semenjak kepergian mamahnya, usaha catering Merisa
tetap dijalankan oleh 2 orang kakak adik yang semula bekerja pada mamahnya.
Mereka tetap menjalankan amanah Tante Marina untuk mengembangkan bisnis catering
Merisa.
Rumah yang semula Merisa tempati
bersama mamahnya ia biarkan ditempati oleh mbak Dina dan Risma, si kakak adik
yang bekerja di rumahnya dalam menjalankan usaha catering. Sementara kontrakan
yang mereka tempati sebelumnya sudah ditempati lagi orang penghuni baru.
Bahkan, saat ini usaha catering
Merisa sudah terbilang cukup sukses dengan bertambahnya pelanggan. Mba Dina dan
Mba Risma juga sudah mempekerjakan 2 orang lagi dirumah mereka untuk membantu
usaha cateringnya. Merisa sempatkan diri untuk menghubungi mereka sesekali. Dan
mereka menceritakan tentang bagaimana usaha mereka berjalan. Biar gimanapun
modal usaha mereka kan juga berasal dari mamah Merisa. Mereka sangat berhutang
budi pada keluarga Merisa. Karena hal itu pula, catering yang mereka jalani
juga tetap dinamakan catering ‘Merisa’. Mereka tak ingin mengubah nama itu
dengan nama mereka sendiri. Merisa pun yang mengetahuinya juga sangat
berterimakasih karena mereka masih menghargai dirinya, dan juga mamahnya.
Tak
tertolak, keluarga mereka adalah keluarga kedua bagi Mba Dina dan Mba Risma. Apalagi
mereka juga yatim piatu seperti dirinya, karena Merisa dan mamahnya lah mereka
berdua masih dapat bertahan hidup dengan pekerjaan yang tetap.
***
“Ya kak, masuk aja. Engga dikunci
kok” Sahut Merisa.
Adrian membuka pintu kamar Merisa
yang super mewah. Temboknya dicat warna biru langit dan eternitnya juga
dipenuhi ornament awan-awan indah, seolah kamar Merisa benar-benar tembus
pandang ke arah langit.
Di sudut kamar terdapat lemari panjang yang juga berisi baju-baju baru Merisa. Kasurnya
merupakan double bed yang terletak di tengah kamar dengan diselingi meja
belajar dikanan kasur dan meja rias dikiri kasur. Untuk balconnya sendiri juga
tersedia sofa bundar beserta meja bundar kecil yang menghiasi balcon kamarnya.
Di sebelah pintu, ada kasur tebal yang bisa dilipat menjadi sofa kecil yang
empuk. Sementara dikamar Merisa sendiri, juga disediakan fasilitas AC beserta
perlengkapan elektronik seperti DVD dan laptop. Itu semua Om Haris yang berikan kepada Merisa. Entah
kebaikan apa yang telah Merisa lakukan atau entah kejahatan apa yang telah Om
Haris lakukan sehingga ia rela merogoh tabungannya demi membahagiakan Merisa
seperti ini. Yang jelas, apapun itu alasannya, Merisa sangat bersyukur dan
berterimakasih kepada Om Haris sekeluarga – tidak menutup kemungkinan juga
kepada anak-anaknya.
“ Kamu sibuk ga?” Tanya Adrian. Adrian sendiri masuk ke kamar Merisa dengan berpenampilan kece ala anak muda
jaman sekarang. Dia mengenakan kaos hitam dan di double kemeja kotak-kotak warna abu-abu serta celana panjang
jeans hitam sekaligus menebarkan keharuman
parfumnya. Sungguh, Ini sempurna. Merisa
sendiri sampe ga memalingkan wajahnya sekalipun saking kerennya seorang Adrian.
“Engga, emangnya kenapa kak?”
Dari gelagatnya si, Adrian jelas mau pergi keluar. Terus ngapain dia masuk ke
kamar Merisa dan menanyakan dia sibuk atau engga? Wah, jangan-jangan…
“Mau ga nemenin aku keluar? Hari
ini aku ada kompetisi dance, dan aku mau kamu nonton aku waktu kompetisi itu”
Hah?? Serius nih? Adrian untuk pertama kalinya ngajak Merisa keluar? Emang
bukan apa-apa si, ini bukan ngedate atau kencan, tapi lumayan lah buat pelipur
sepi. Tau sendiri kan Merisa ga ada temennya dirumah, pembantu-pembantu dirumah
juga ga bisa terus-terusan ngobrol sama Merisa, mereka juga harus melaksanakan
tuntutan pekerjaannya masing-masing. Oke, kali ini Merisa mau. Merisa mau
banget ikut sama Adrian. Apalagi nonton kompetisi dance, pasti bakal
keren-keren banget.
“Yaudah, aku ganti baju ya”
“Oke, aku tunggu diluar”
Adrian sangat merasa gugup waktu
ngajak Merisa keluar. Adrian takut buat nanggung malu kalo sampe Merisa menolak
ajakannya, atau dia juga bingung untuk mempersiapkan jawaban kalo sampe
tawarannya itu beneran ditolak sama Merisa. Tapi Adrian tetap optimis, selama
ini belum pernah ada cewe yang menolak ajakannya, apalagi untuk pergi bareng.
Dan Merisa sendiri juga ga mau dong melewatkan kesempatan ini?
Merisa keluar dengan pakaian yang
simple. Ia hanya memakai memakai clana jeans dan kemeja berwarna coklat
dipadukan dengan sepatu sandal berwarna coklat tua agar mecing dengan warna
kemejanya. Sementara rambutnya dibiarkan terurai dengan jepit rambut hitam yang
menjepit poninya. Cukup casual, tapi tidak mengurangi kecantikan penampilan Merisa.
Adrian sendiri sebenarnya juga
mengagumi penampilannya hari ini. Cukup sederhana, tapi manis. Akhirnya
merekapun pergi berdua mengendarai motor.
Sampai di tempat kompetisi dance,
Adrian menyuruh Merisa menunggunya diantara kerumunan penonton, sementara
Adrian sendiri pergi ketempat sekretriat untuk mendaftarkan dirinya mengikuti
kompetisi dance. Panggung kompetisinya hanya sebuah bundaran penonton yang
tengahnya dibiarkan kosong untuk melakukan kompetisi.
Sementara ketiga jurinya
duduk sendiri-sendiri didepan penonton mengelilingi tempat kompeti. Jika
dimisalkan lingkaran kompetisinya ini adalah jam dinding, jurinya sendiri duduk
memberikan penilaiannya masing-masing dari arah jarum jam 2, 6, dan 10. Cukup
seimbang bukan?
Akhirnya tepat pukul 4 sore kompetisi itu dimulai. Kalau
dulu Merisa hanya boleh pergi main sampai jam 6 selain bersama sahabatnya itu,
sekarang Merisa tidak khawatir lagi akan dimarahi oleh mamahnya. Tapi tetap
saja, disaat keramaian seperti inipun ia masih merindukan omelan dari mamahnya.
Merisa hanya tersenyum tipis pada
saat itu. Ia berusaha mencairkan suasana hatinya sendiri. “Hei, sebentar lagi
dimulai. Sini!” Adrian tiba-tiba menyadarkan Merisa dari lamunannya, ia menarik
tangan Merisa dan mengajaknya untuk melihat dirinya lebih dekat saat tampil.
Kompetisi dance dimulai…
Adrian dan Merisa menonton penampilan
peserta dance lainnya. Mereka sangat menikmati kompetisi seperti ini. Ada yang
tampil invidu dengan cover dance, ada juga yang beregu menampilkan koreo dance
yang mereka buat sendiri. Lagu-lagu yang dimainkan juga lagu-lagu ala ala DJ
profesional yang jelas bakal asik banget buat ngedance. Didenger juga enak
banget. Asik banget deh pokoknya. Ini pertamakalinya Merisa nonton acara live
begini. Penampilannya
keren-keren banget lagi! Duh, Adrian jadi nervous berat nih ikutan kompetisi
dance. Ini emang bukan pertamakalinya Adrian ikutan kompetisi dance, dia juga
pernah jadi juara 1 satu kali dan runner-up dua kali selama 8 kali ikut
kompetisi dance. Cukup waw aja! Lumayan lah, daripada belum pernah menang
samasekali.
“Kak, dapat nomor urut berapa?
Kok ga tampil-tampil si?” Tanya Merisa setengah berteriak karena suara ditempat
itu memang rada bising akibat musik dance yang diputer keras-keras. Merisa tak
sabar ingin melihat penampilan Adrian rupanya. Semoga saja memang tidak
mengecewakan.
“Sabar, aku daftarnya juga baru
tadi, ya paling nomor urut terakhiran lah”. Jawab Adrian enteng, seolah
kompetisi dadakan sepertinya ini sudah menjadi rutinitas yang biasa dia
jalankan. Setelah itu, lanjut lagi memperhatikan peserta lain yang tampil.
Berbagai gaya dance kaya Breakdance,
Shuffle sampai Robot Dance juga banyak yang ditampilkan
oleh beberapa peserta. Sumpah, semuanya keren-keren! Kalo disuruh jadi juri,
dijamin Merisa kaga bakalan becus nentuin mana juaranya.
Nah, selain pesaing-pesaingnya
yang lumayan ga enteng, Adrian juga nyesel nih udah ngajak Merisa nonton segala.
Awalnya si iya mau gaya-gayaan, pengen keliatan keren didepan cewek cantik,
tapi sekarang malah jadi tambah nervous si? Sebelum-sebelumnya juga ga kaya
gini kok! Ah, bodo amat! Yang penting, setelah ini Adrian harus tampil.
Oke, saatnya Adrian tampil…
Tetteretetet tereret (alunan
music dance ceritanya) Penampilan Adrian emang ga kalah keren dari yang lain
kok. Merisa sendiri sampe tepuk tangan teriak-teriak ga karuan saking
semangatnya dukung Adrian. “Adriaaann!! Kamu pasti menaaanggg!! Huuuuu!!”
Teriak Merisa ditengah suara tepuk tangan penonton.
Adrian tampil dance
sendiri dengan lagu-lagu dance yang sengaja ia remix biar ga garing-garing amat
waktu tampil. Dia juga
tahu teriakan Merisa yang menyemangati dirinya. Maka dari itu ia bertekad
untuk menampilkan penampilan terbaiknya hari ini. Harus terbaik!
Akhirnya, penampilan seluruh
peserta kompetisi dance pun selesai. Seluruh peserta dan penonton diberi waktu
beristirahat dan sholat maghrib bagi yang menjalankannya. Karena suasana sore
yang tadi jam 4 baru dimulai kompetisinya, akhirnya berakhir pada jam 6 sore.
Okeh, akhirnya Merisa dan Adrian sholat maghrib dulu di mushola terdekat,
setelah itu mereka langsung ke tempat kompetisi tadi menanti pengumuman juara. Durasi
masing-masing dance cuma dimaksimalin sampe 5 menit atau dihitung 1 lagu,
(kecuali kalo lagunya emang sengaja diremix kaya Adrian, 3 lagu bisa jadi ia
tampilin sekaligus dalam waktu 5 menit) jadi cukup lah 2 jam untuk penampilan
sebanyak kurang lebih 25 peserta.
Baiklah, kita semua yang
mendengarkan memang harus sabar menunggu juri selesai dengan segala ocehannya.
Mulai dari tren dance masa kini lah, penampilan dance yang keren-keren lah, dan
segala jenis dance yang mereka tahu langsung mereka beritakan pada semua orang
yang ada disana.
Dan saat yang dinanti-nantikan…
“Juara 3… Diraih oleh…” (Oke,
lewat aja ya! Bukan nama Adrian kok yang disebut. Sebut saja namanya Tong-Tong)
“Juara runner-up kita adalah…”
(Duh! Bukan nama Adrian juga! Sebut saja namanya Wowo)
Juara pertama kita… Dimenangkan
oleehh…. (Pengumuman yang ini pake dilama-lamain segala biar bikin pesertanya
pada deg-degan dan penasaran)
Please semoga Adrian Tuhaannn!!!
Merisa dan Adrian sama-sama
meremaskan jari-jarinya saking deg-degannya. Mereka setengah berharap dan
setengah mempersiapkan diri agar tidak kecewa jika nantinya gagal.
Adrian menggenggam tangan Merisa. Terasa tangan Adrian sangat dingin waktu itu. “Oke, kalopun gue ga menang hari ini, gue pengen lo tahu kalo penampilan terbaik gue hari ini karena ada elo” Kata Adrian tiba-tiba memecahkan suasana tegang. Matanya menatap lurus kedepan, tak berani menatap Merisa. Merisa yang tahu Adrian gugup hanya bisa melihat raut wajahnya dan tersenyum tipis sambil terus berdoa.
“Adriaann!!!”
Hah?? Apaan? Nama Adrian
dipanggil?? Oh My God! Siapa yang manggil? Barusan yang manggil siapa? Jurinya
ya? Ih, beneran jurinya yang manggil?
“Oke Adrian, silakan maju
kedepan! Kamu memenangkan kompetisi ini lagi ternyata. Ini lah pemenang pertama
kita dance tahun ini… Tahun lalu Adrian mendapat juara runner –up. Dan sekarang peningkatan untuk
Adrian. Selamat !!”
Para juri memberikan selamat
kepada para juara di tengah-tengah bundaran penonton. Mereka mendapatkan uang
tunai serta sertifikat pemenang dari sponsor. Baiklah, memang benar kan,
penampilan Adrian kali ini bisa membuat dia menang 2 kali sebagai juara pertama
selama 3 tahun terakhir.
“Ka Adriaaann!! Aaaa!!! Aku
seneng banget kak!!” Merisa spontan memeluk Adrian setelah semuanya bubar
membawa kemenangan dan kekalahan masing-masing.
Menyadari tentang tindakan Merisa
yang mengagetkan Adrian tiba-tiba, Merisapun melepaskan pelukannya. Jujur,
Adrian sendiri juga seneng banget dipeluk Merisa tiba-tiba gitu. Kata orang si,
kalo seseorang melakukan suatu hal secara spontan, itu biasanya tulus dari
hati. Ciyeeh! Adrian ke-PD-an.
“Eh, sorry kak, saking
senengnya.” Kata Merisa salting. “ Tuhkan, apa aku bilang, kaka pasti menang
lah. Keren banget tadii!!” Lanjut Merisa seraya mengacungkan kedua jempol
tangannya ke arah Adrian.
Adrian hanya tersenyum. Ia lalu
menggandeng tangan Merisa “Thanks ya” lalu mereka pulang.
***
Sesampai dirumah…
“Thanks banget buat hari ini Mer. Jujur
gue seneng.” Kata Adrian sambil
tersenyum setelah
Merisa turun dari motornya.
Merisa hanya tersenyum malu-malu sambil menganggukan kepalanya, lalu meninggalkan Adrian ke dalam rumah. Adrian memasukan motornya kedalam
garasi. Merisa langsung bergegas ke kamarnya. Dikamar, terlihat Merisa sangat
bahagia dengan semua hal yang terjadi hari ini, bersama Adrian. Pengalaman
pertama yang mengesankan menurut Merisa. Dan bisa jadi, Adrian bakalan membuat
Merisa jatuh cinta padanya.
No comments:
Post a Comment