Tuesday 29 October 2013

REMAJA DAN CINTA


Masa remaja adalah masa dimana seseorang mulai mencari jati diri. Masa dimana para remaja lebih banyak menghabiskan waktunya diluar rumah, yaitu disekolah tentunya. Masa yang kebanyakan remaja dibilang penuh kebahagiaan, penuh canda tawa, keceriaan, dan semua hal yang menurut mereka itu menyenangkan. Dan pada masa inilah seseorang mulai mencoba hal-hal baru yang belum pernah dilakukan pada masa anak-anak. Baik hal yang termasuk buruk, maupun baik. Salah satunya yaitu “pacaran”. Sebenarnya apa si yang namanya pacaran? Sebuah status? Sebuah ikatan? Atau apa?

Aku rasa sekarang ini pacaran menjadi topik perbincangan paling up to date di kalangan remaja, juga menjadi sebuah tradisi dan kebutuhan untuk mereka. Bahkan, hampir semua orang memiliki pengalaman berpacaran, tidak dengan satu orang saja juga pasti ada, atau mungkin lebih banyak.

Sebelumnya aku pernah berpikir bahwa pacaran itu merugikan, contohnya akan kurang profesional pada pekerjaannya, lebih sering merasa galau jika sang pacar tidak bisa membahagiakannya atau malah melukai hatinya, bagi para pelajar yang bernasib seperti itu bisa saja bermula dari sakit psikis, lalu berpengaruh pada kesehatan fisik, seperti ga nafsu makan lah, susah tidur lah, dan dapat juga menurunkan konsentrasi belajar atau malah menurunkan prestasinya disekolah. Tapi itu sebelum aku berpacaran, setelah aku merasakan hal yang namanya pacaran, beda lagi ceritanya.

Saturday 19 October 2013

Waktu

“Waktu tak pernah murah! Ia akan selalu menjadi hal yang mahal, tak dapat terbeli dengan harga berapapun, dan takkan pernah dapat ditukar dengan hal berharga manapun!”
Ya. Kalimat itulah yang selalu menjadi pelampiasan kekesalanku soal penyesalan. Penyesalan memang selalu datang belakangan kan? Ia tak akan pernah datang pada sebuah permulaan.
Begitu juga dengan waktu ; Ia tak akan pernah kembali, ia akan terus berjalan seiring dengan perjalanan hidup kita.

Aku selalu ingin berusaha menghentikan waktu. Aku ingin menerobos kemasa bertahun tahun yang lalu saat kita masih bersama–saat kita masih berkumpul dalam keutuhan keluarga. Aku ingin membacakan doa atau mantra apa saja yang aku bisa untuk menghidupkan kembali masa-masa indahku dulu – tetapi waktu terus berjalan, detik detik terus berguguran, dan dia, tak pernah kembali lagi kesini, kesisiku..
Siapakah yang kalian kira aku sebut dengan “dia” ?