Friday, 19 February 2016

Chocolate Love (part 4)

4

Love is a mystery that never knew to whom he will present

Sore itu, sepulang sekolah, Merisa mencoba menghubungi penghuni baru rumah lamanya. Semenjak kepergian mamahnya, usaha catering Merisa tetap dijalankan oleh 2 orang kakak adik yang semula bekerja pada mamahnya. Mereka tetap menjalankan amanah Tante Marina untuk mengembangkan bisnis catering Merisa.
Rumah yang semula Merisa tempati bersama mamahnya ia biarkan ditempati oleh mbak Dina dan Risma, si kakak adik yang bekerja di rumahnya dalam menjalankan usaha catering. Sementara kontrakan yang mereka tempati sebelumnya sudah ditempati lagi orang penghuni baru.

Bahkan, saat ini usaha catering Merisa sudah terbilang cukup sukses dengan bertambahnya pelanggan. Mba Dina dan Mba Risma juga sudah mempekerjakan 2 orang lagi dirumah mereka untuk membantu usaha cateringnya. Merisa sempatkan diri untuk menghubungi mereka sesekali. Dan mereka menceritakan tentang bagaimana usaha mereka berjalan. Biar gimanapun modal usaha mereka kan juga berasal dari mamah Merisa. Mereka sangat berhutang budi pada keluarga Merisa. Karena hal itu pula, catering yang mereka jalani juga tetap dinamakan catering ‘Merisa’. Mereka tak ingin mengubah nama itu dengan nama mereka sendiri. Merisa pun yang mengetahuinya juga sangat berterimakasih karena mereka masih menghargai dirinya, dan juga mamahnya. 

Tak tertolak, keluarga mereka adalah keluarga kedua bagi Mba Dina dan Mba Risma. Apalagi mereka juga yatim piatu seperti dirinya, karena Merisa dan mamahnya lah mereka berdua masih dapat bertahan hidup dengan pekerjaan yang tetap.

***

Friday, 5 February 2016

Chocolate Love (part 3)

3

Any bitter past remains ever exist, will never be forgotten

Malam itu Merisa duduk sendirian dibalcon kamarnya sambil menatap bintang di langit. Ia memang suka melihat langit saat malam hari. Karena menurutnya, itulah saat terbaik dimana ia bisa merenung dan menangis sepuasnya merindukan mamah.

“Mah, Merisa janji, Merisa akan jadi anak yang membanggakan untuk mamah.”
Begitulah kata Merisa terhadap bintang, seolah bintang dilangit itu adalah mamahnya yang hanya bisa dilihatnya dari jauh dan menerangi hidupnya pada malam hari. Merisa menangis menatap bintang. Tangannya memeluk erat foto terakhir dirinya bersama mamahnya. Foto terakhir yang diambil dari jepretan kamera SLR milik sahabatnya pada hari kelulusan Merisa.
***
Satu tahun yang lalu…

“Mer, selamat ya, elo berhasil raih predikat lulusan terbaik tahun ini” Ucapan selamat dari sahabatnya itu masih teringat jelas di ingatannya.

“Iya, thanks yaa, congratulation too for you, elo kan juga lulus dengan nilai yang memuaskan.” Jawab Merisa dengan wajah yang riang.
Jelas bahagia lah. Siapa coba yang engga bangga lulus UN dengan nilai terbaik satu sekolah? Pasti engga ada yang engga bangga.

“Nih! Buat lo” sahabatnya tersenyum. Ia memberikan sebungkus coklat untuk Merisa

“Thanks yaa” jawab Merisa tersenyum
Mamahnya Merisa tiba-tiba datang dan menanyakan hasil kelulusan putrinya.

“Gimana Mer hasilnya? Maaf mamah baru datang, tadi harus mengantar catering dulu” Mamah Merisa memang sudah lama buka usaha catering dirumahnya. Meski awalnya hasilnya tidak memungkinkan, tapi lama-kelamaan hasilnya lumayan juga. Beliau juga mempekerjakan 2 orang pegawai dirumahnya, yang merupakan 2 orang kakak adik seusia 19 – 22 tahunan.

“Alhamdulillah tante, Merisa lulus dengan nilai terbaik tahun ini” jawab sahabat Merisa itu dengan wajah sumringah.