Masa
remaja adalah masa dimana seseorang mulai mencari jati diri. Masa dimana para
remaja lebih banyak menghabiskan waktunya diluar rumah, yaitu disekolah
tentunya. Masa yang kebanyakan remaja dibilang penuh kebahagiaan, penuh canda
tawa, keceriaan, dan semua hal yang menurut mereka itu menyenangkan. Dan pada
masa inilah seseorang mulai mencoba hal-hal baru yang belum pernah dilakukan
pada masa anak-anak. Baik hal yang termasuk buruk, maupun baik. Salah satunya
yaitu “pacaran”. Sebenarnya apa si yang namanya pacaran? Sebuah status? Sebuah
ikatan? Atau apa?
Aku rasa sekarang ini pacaran menjadi topik perbincangan paling up to date di kalangan remaja, juga menjadi sebuah tradisi dan kebutuhan untuk mereka. Bahkan, hampir semua orang memiliki pengalaman berpacaran, tidak dengan satu orang saja juga pasti ada, atau mungkin lebih banyak.
Sebelumnya aku pernah berpikir bahwa
pacaran itu merugikan, contohnya akan kurang profesional pada pekerjaannya,
lebih sering merasa galau jika sang pacar tidak bisa membahagiakannya atau
malah melukai hatinya, bagi para pelajar yang bernasib seperti itu bisa saja bermula
dari sakit psikis, lalu berpengaruh pada kesehatan fisik, seperti ga nafsu
makan lah, susah tidur lah, dan dapat juga menurunkan konsentrasi belajar atau
malah menurunkan prestasinya disekolah. Tapi itu sebelum aku berpacaran,
setelah aku merasakan hal yang namanya pacaran, beda lagi ceritanya.